Ganti menteri, ganti
kurikulum. Begitulah tanggapan sebagian besar masyarakat mendengar ada
lagi perubahan kurikulum di tahun ajaran baru 2013 mendatang. Kurikulum
ini adalah kurikulum kedelapan yang diberlakukan di Indonesia dalam
kurun waktu 40 tahun. Kurikulum pertama adalah Kurikulum Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan (PPSP) pada tahun 1973. Kemudian ada lagi Kurikulum
Sekolah Dasar di tahun 1975. Masih pada masa pemerintahan Order Baru,
Kurikulum 1984 diperkenalkan diikuti Kurikulum 1994. Di penghujung masa
pemerintahan Orde Baru yaitu pada tahun 1997 Kurikulum 1994 direvisi.
Di era reformasi, Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
diperkenalkan pada tahun 2004. KBK disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pelajaran (KTSP) di tahun 2006. Belum genap sepuluh tahun, Kurikulum 2013 sudah digadang untuk diberlakukan mulai tahun depan.Masyarakat dan pengamat pendidikan ragu akan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Konsep yang telah dibuat oleh para ahli secara filosofis dan teoritis seringkali gagal dalam penerapannya di kelas. Konsep pembelajaran siswa aktif, misalnya. Sebelum Kurikulum 2013, setidaknya sudah ada empat kurikulum yang menekankan sistem pembelajaran siswa aktif yaitu Kurikulum 1984 dengan konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau KBK dan Kurikulum 2006 atau KTSP. Nyatanya masih banyak guru yang mengajar dengan model ceramah dan siswa pasif di dalam kelas.
Hal ini menjadi indikasi bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia bukan terletak di tataran konsep namun aplikasi. Jonner Sipangkar, Sekjen National Education Watch, menyarankan Indonesia mencontoh Singapura. Singapura memiliki konsep kurikulum yang tidak berbeda dengan Indonesia. Namun, negara ini tidak getol merubah kurikulumnya. Mereka menunggu 15 tahun sembari meningkatkan mutu guru. Hasilnya, Singapura mampu menempati posisi 5 besar negara-negara di dunia dalam kategori negara dengan kualitas pendidikan terbaik berdasarkan hasil riset dari Pearson, PISA dan TIMSS. Peringkat pertama adalah Finlandia, diikuti Korea Selatan, Hongkong, Jepang, dan Singapura. Sementara Indonesia justru bergandengan dengan Meksiko dan Brazil di peringkat terbawah.
0 komentar:
Posting Komentar